Judi Online Merajalela, Kemiskinan Ikut Naik
oyisam – Di balik dunia digital yang makin maju, ada sisi gelap yang justru merusak sendi kehidupan masyarakat: judi online. Aktivitas ini kini makin meresahkan. Bukan hanya soal kehilangan uang, tapi juga soal dampaknya terhadap ekonomi, sosial, bahkan masa depan generasi muda.
Menurut data dari PPATK, ada lebih dari 3,2 juta warga Indonesia yang terlibat dalam praktik judi online. Jumlah ini bukan main-main. Bahkan, sebagian dari mereka adalah anak muda di bawah 30 tahun yang seharusnya sedang membangun masa depan, bukan malah terjebak dalam jerat taruhan digital.
Judi Online Bikin Ekonomi Keluarga Ambruk
Tak sedikit keluarga kini harus menghadapi mimpi buruk. Uang belanja habis untuk taruhan. Tabungan ludes demi kejar “keberuntungan palsu”. Bahkan, banyak yang nekat pinjam uang lewat pinjaman online ilegal demi terus bermain.
Akibatnya? Utang menumpuk. Pendapatan harian yang tak seberapa tak mampu menutup kerugian. Perlahan tapi pasti, keluarga yang sebelumnya cukup-cukup saja kini terperosok ke jurang kemiskinan. Lebih miris lagi, beberapa di antaranya sampai harus menjual barang rumah atau bahkan anak putus sekolah.
Judi Online Jadi Alarm Sosial, Pemerintah Bergerak
Pemerintah tak tinggal diam. Presiden Joko Widodo telah membentuk Satgas Pemberantasan Perjudian Online yang dipimpin langsung oleh Menko Polhukam. Lewat Keppres No. 21 Tahun 2024, pemerintah bertekad memutus rantai perjudian digital yang sudah terlanjur menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.
Namun, semua ini tidak cukup jika tidak dibarengi kesadaran masyarakat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Perlu peran keluarga, sekolah, dan lingkungan untuk mencegah lebih banyak korban.
Harapan Baru, Tapi Butuh Aksi Nyata
Dampak judi online sangat nyata. Dari ekonomi yang hancur, hubungan keluarga yang renggang, hingga meningkatnya tindakan kriminal demi mendapatkan uang taruhan. Kita tidak bisa membiarkannya terus berkembang.
Sudah saatnya masyarakat membuka mata. Uang kecil sekalipun lebih baik disimpan atau diinvestasikan untuk masa depan, bukan dihamburkan untuk hal yang jelas membawa kehancuran.